Senin, 18 November 2019
Halo teman
teman..yang aku mau tulis ini tentang pendapat pribadiku sebagai ibu baru. Sama
sekali tidak ada tujuan buat menjudge siapapun atau menggiring opini yang salah.
Terimakasih sudah mampir membaca, semoga curhatan ke sekianku ini bermanfaat.
Menyusui itu hal yang
sangat menakjubkan. Breastfeeding is amazing. Breastfeeding is wonderful. Ga
ada yang bisa membantah kenyataan ini. Memberikan nutrisi terbaik bagi permata
hati kita, dimana orang lain tidak bisa menggantikan. Betapa spesialnya kita
sebagai seorang ibu, ketika kita dapat menyusui langsung bayi kita, dan bayi
kita tergantung sepenuhnya oleh kita.
Menyusui itu natural, semua makhluk hidup
pasti bisa menyusui karena itu adalah insting. Bayi baru lahir pasti langsung
mencari puting ibunya berusaha menyusu dengan tenaga yang sangat besar
mengingat masih mungilnya mereka. Setuju ?
Sebelum si kembar JJ
lahir, segala persiapan menyambut mereka sudah aku siapkan. Termasuk
pengetahuanku tentang menyusui. Sebagai dokter yang mengalami masa pendidikan
kedokteran dan per koas an, aku sudah pasti tahu, ASI adalah nutrisi terbaik
bayi pada awal kehidupannya. ASI memenuhi segala macam zat gizi yang dibutuhkan
bayi. Belum lagi imun dari ibu yang disalurkan kepada bayi. Ga bisa didapatkan
lengkap dari susu formula manapun. Akupun termind set sejak masa koas, bahwa
kalau aku punya anak nanti, harus ASI eksklusif. Ga jarang juga aku mencibir
ibu pasien pasien anak yang tidak memberikan ASI, “Sakit sakitan kan Bu, ga
dikasih ASI sih. Ditetekin ya,”
Sebagai calon ibu
hamil kembar, akupun was – was, bisa ga ya menyusui kembar langsung. Gimana ya
biar ASI banyak. Dengan berbekal buka buka jurnal, buku AIMI, dan searching
pengalaman pengalaman ibu anak kembar yang sukses menyusui, akupun
mendeklarasikan diri ke suami dan mama kalo aku mau ASI eksklusif. “ Aku paham
di hari hari pertama ASI akan sedikit keluar, tapi aku akan berusaha ASI ku
jadi banyak, jadi please dukung aku dan jangan kasih mereka susu formula.” Ga
Cuma omong doang, aku ikut kelas persiapan menyusui (by internet tapi ya
hahahaha), belajar posisi menyusui baik sendiri atau langsung tandem, persiapan
krim biar nipple ga lecet, belajar pijat PD, mempersiapkan pompa ASI dan
mempelajari trik2nya kalau ASI banyak harus 2-3 jam sekali pompa, belajar
memerah ASI dengan tangan, manajemen ASIP, bahkan sudah mempersiapkan nomer
telp konselor laktasi kalau kalau nanti butuh.
Di bayanganku pada
saat itu, aku udah tau semuanya, segala macam cara buat ASI jadi banyak, dan
aku yakin bisa ASI eksklusif. Tinggal nempel doang, memang sih katanya awal
awal sakit, tapi ga lama karena kan memang si bayi lagi belajar juga buat latch
on. Ga over PD sih karena masih khawatir supply nya cukup atau ga buat 2 bayi,
tapi saat itu aku berpengharapan besar bahwa anak anakku ga akan pernah
menyicip sufor. Super idealis.
Ternyata… tidak semudah
itu.
H-0 pasca melahirkan
sesar, dengan masih pengaruh obat bius dan anti nyeri, dan badan rasanya susah
ngapa ngapain masih sakit jahitan, aku mencoba menyusui bayi bayiku.
(Sebelumnya aku juga IMD di kamar operasi tp belum berhasil. Sedih). Huwalaaah
sakitnya… perih nyeri.. padahal posisi udah bener.. dokter anak kami bilang,
karena mereka kembar, kecil, masih susah untuk nempel, jadi terus terusan aja
ditetekin biar makin pinter. Puji Tuhan begitu dipencet, ASI ku keluar, warna
kuning, happy rasanya apalagi dipuji, wah melahirkan langsung keluar ASInya.
Sambil menahan rasa
sakit, aku tetap semangat menyusui mereka per dua jam, ganti gantian karena pas
mencoba posisi tandem masih sakit. Terharu ngeliat mereka semangat buat nyusu,
ga tega ngelepasnya saat saudaranya nangis juga kehausan, disisi lain akunya
meringis – ringis, pengen cepet selesai. Selama 3 hari rutinitas itu yang aku
jalani. Karena nipple masih sakit aku mengurungkan niat buat pompa, karena
pasti akan sakit lagi mending rasa sakitku buat menyusui langsung mereka.
H-3, adalah hari ulang
tahun ternangis seumur hidupku. Jordan dan Juergen mulai kuning, bilirubinnya
naik karena kekurangan cairan. Mereka harus difototerapi. Nangis sejadi
jadinya. Kecewa sama diri sendiri, ga bisa memenuhi kebutuhan anak anakku.
Tambah sedih karena mereka harus mendapat tambahan nutrisi lain, hal yang aku
hindari, sufor.
Suami, Mama,Mami,
dokter dokter berusaha menghibur. Tapi semua mental, aku jadi merasa ga
berguna, merasa useless, ga mau ketemu orang, ngeliat si JJ rasa bersalah yang
ada, bukan gembira lagi. Setiap mau menyusui seakan kaya trauma, kesakitan dan
penuh keraguan kalo ASIku akan cukup. Wah pokoknya pas itu kacau banget deh
aku, nangis ga berhenti berhenti sampe sampe dokterku khawatir aku bakalan baby
blues.
Setelah menenangkan
diri sendiri dan berharap jangan sampai babyblues, sedikit2 mulai menerima, ASI
ku memang belum cukup, apalagi untuk dua mulut. Dengan berat hati aku liat
sufor itu mengaliri selang NGT ke lambung Jordan dan Juergen. Bapak suami
menenangkan,mendampingi, dan bilang “Udah beb, ga papa. Aku dulu juga dapat
sufor. Liat sekarang aku punya istri hebat dan dua anak yang ganteng ganteng”
sedikit mengurangi rasa sedihku.Hahaha tetep ngotot pengen ASI.
Aku tetap berusaha
buat pompa dan puji Tuhan masih ada yang bisa dikasih ke mereka. Tadinya
proporsi ASI: SUFOR itu 2;8, terus naik jadi 3;7 sampai JJ sehat dan dinyatakan
bisa pulang.
Sampai rumaah dengan
segala kerepotan yang ada, dengan pikiran yang belum terlalu jernih karena
kurang tidur, aku merenung (biasanya pas mompa atau netekin) untung ada SUFOR.
Thanks God buat siapapun yang pertam akali menciptakan SUFOR. Dengan adanya
SUFOR aku bisa istirahat sejenak, bapaknya yang kasih susu. Apalagi saat di
rumah keadaan tanpa Mama, Mami, Baby sitter. Cuma suami dan kakak ipar yang ikutan begadang juga kasih susu ke JJ.
(bener bener ga ngebayangin tanpa mereka)
Memang FAKTA bahwa sebagus bagusnya sufor ga
bisa menandingi ASI. Memaaang.. dulu aku adalah ASI garis keras.
Nah inilah
pelajaran kehidupan buat aku, jangan pernah meng – underestimate kan sesuatu
yang kita belum kenal betul. Belum mengalami secara langsung.
Menyusui itu natural.
Iya. Pasti mudah? Tidak. Berjalan itu natural kan ? Bicara itu natural kan ?
Tapi adakah bayi yang langsung bisa jalan, ga pake jatuh jatuh dulu ? Adakah
bayi yang langsung bisa ngomong kalimat lengkap tanpa mendengar orang orang
lain disekitarnya bicara ?
Menyusui itu perlu
latihan. Menyusui itu perlu melihat caranya, mempelajarinya, dan mengalaminya
langsung.
Setelah mengalami ini
aku paham setiap ibu yang merasakan kesulitannya menyusui dan akhirnya
memutuskan untuk menambah atau mengganti dengan SUFOR.
Demi kewarasan.
Kami
kami yang pakai sufor ini pasti tetap mau yang terbaik untuk anak. Tapi di saat
situasi yang susah, tidak memungkinkan, kami lebih mementingkan kewarasan kami
sehingga kami tetap bisa mengurus anak kami dengan baik. (walau sebenernya ada
juga sih ibu yang masa bodoh,itu pengecualian ya).
Jadi ibu ibu, atau mb mb
atau bapak – bapak, stop mom shaming tentang sufor ini ya. Kita ga tau kisah
apa dibelakang keputusan ibu itu. Ga semua ibu bisa mengalami masa pasca
melahirkan yang mulus, menyusui yang langsung mudah dan menyenangkan. Dan sufor
bukan racun, tujuan pemberian ASI adalah bayi yang sehat. Jika memang ASI belum
mencukupi tidak ada salahnya dibantu dengan sufor yang pastinya sudah melewati
uji klinis bermacam – macam. (untuk kapan dibantu sufor aku sarankan konsul ke
dsa dulu, karena setiap bayi berbeda)
TAPI BUKAN BERARTI
AKU MEMOTIVASI GA ASI LHO YA
BREASTMILK STILL THE
BEST. NOTHING COMPARE.
Banyak kok ibu ibu
yang sukses mengASIhi dengan cantiknya, mulus, indah. Tapi kalau itu ga
terjadi, jangan putus asa. Para calon ibu juga jangan parno. Yang perlu diinget
kalo dari pengalamanku,
DO THE BEST, PREPARE FOR THE WORST, YOU CAN DO IT.
Puji Tuhan selama 10
bulan aku masih bisa memberikan ASI buat si kembar walau tentu masih dibantu
sufor. Dulu aku kecewa, tapi sekarang aku bersyukur, walau aku tidak bisa
memberikan ASI eksklusif, aku tetap bisa memberikan kasih sayang yang terbaik
untuk mereka.
Semangat selalu ibu
ibu..
Halo teman
teman..menyambung cerita TRYING TO BE PREGNANT part 4 yang kemarin ya..
Setelah
agak shyok, terharu, dan mengucap syukur tak henti hentinya karena hasil
testpack positif tiba tiba muncul keragu – raguan. Duh jangan jangan salah
kayak kemaren. Bapak suami menenangkan, “Ya udah nanti sore cek lagi, kan masih tipis, terus besok pagi tes lagi, baru kita ke dokter. Sekarang ga usah bilang
siapa siapa dulu, berdoa dulu aja semoga beneran,” tapiii yang namanya cewek,
mana tahaan berita bahagia gini ga diceritain. Hahaha. Maaf ya suamiku, aku sempat
kirim foto testpack ke salah satu sahabatku yang udah hamil juga buat konfirmasi beneran ga
ya ini positif (dokter juga bisa galau kalo ga pengalaman langsung), dan dia
heboh excited karena menurut dia beneran hamil, dulu dia juga tipis kayak
begitu.
Ya udah deh
pas kerja super ga konsen bawaannya pengen berdoaa muluu, semogaa beneran
hamil. Begitu sore cek lagi, garis dobel lagi. Besok paginya pake 3 testpack
segalam macem merk, positif juga, lebih tebel. Seneeng banget.. terharu.. ga
percaya…
Akhirnya
kami bikin janji dengan dr J, yang surprisingly lagi ga banyak pasien. Beliau
sempat ketawa pas aku nunjukin 5 testpack potif semua, hahaha ya gimana dok
daripada ke geer –an.. Naah pas di USG ini aku deg deg an. Takut belum keliatan
kantongnya. Setelah diperiksa, memang ada bulatan kecil di rahim yang
kemungkinan besar kantong kehamilan.. sampai nangis aku ngeliatnya. Sembari
diukur2 gestation sac nya, aku sempat nanya sama dr J, dokter ini kira kira
Blighted Ovum ga ya ?( kandungan yang ga berkembang). Dokter J yang sepertinya
ga suka memberi harapan palsu berkata “Kita belum tahu, datang lagi 2 minggu
lagi kita liat sudah ada detak jantungnya apa tidak. Berdoa ya, hati – hati,”
dan sists di hasil usg pun beliau menulis deskripsi untuk bulatan itu..
“Gestation Sac ?” hihihihi pake tanda Tanya banget.
Yess..
galau maning… hahaha. Dr J meresepkan obat obat penguat kehamilan dan
vitamin2nya. Aku udah lupa apa aja semua tapi yang pasti utrogestan
supposutoria (yg masuk dubur) beliau resepkan untuk 5 hari.
Singkat cerita setelah dua minggu penuh doa baik dari kami sendiri dan keluarga (Papa Mama Papi Mami Abang Kakak Adek semuanya excited dan malah heran sama aku yang parno) kami periksa lagi. Sayang dr J sedang absen praktek karena beliau sedang sakit (huhuhu) aku USG deh di RSWN tercinta (tempat aku kerja) dengan dr H.
Singkat cerita setelah dua minggu penuh doa baik dari kami sendiri dan keluarga (Papa Mama Papi Mami Abang Kakak Adek semuanya excited dan malah heran sama aku yang parno) kami periksa lagi. Sayang dr J sedang absen praktek karena beliau sedang sakit (huhuhu) aku USG deh di RSWN tercinta (tempat aku kerja) dengan dr H.
Di USG RSWN
lah mulai curiga kandungan aku kembar. Dr. H bilang “Wah, twins ini… tapi belum
keliatan padahal udah 7 minggu.. apa USG nya ya..”
“Belum
keliatan dok ? Apa BO ya dok ?” (saking paniknya denger belum keliatan aku
masih ga peduli dr. H bilang ini kembar)
“Ga lah
kalo BO.. bagus gini kantongnya. Kalo BO biasanya tepinya ga rata.. tapi ini
kembar lho coba deh kamu liat ada dua kantong dan ada bayang2 samaar banget di
dalemnya kan.. Jadi kok ini, diminum aja obat penguatnya. Tapi unik juga ya
biasanya turunan kembar itu skip generasi, ini anakmu langsung kembar” (jadi
adik kandung saya anak kembar saudara – saudara)
Denger itu
bapak suami yang denger happy dan excited wih kembar.. Udah hamil aja seneng
banget, ini malah kembar. Bagaimana aku ? GALAU. Hahaha.. aduh kalo ingat –
ingat masa ini jadi orang kok ga bersyukur banget sih aku…
Akhirnyaa
buat menepis rasa galauku, kami berkunjung ke dr S yang denger2 alat USG nya
super canggih. Tapi sepertinya emang canggih, begitu nempel seeet langsung
keliatan dua kantong di dalam kantong itu masing2 ada kayak seperti lampu kedip
kedip. Kedip kedipnya pun ganti gantian super cute… nangis lagi terharu…
“Ini detak
jantungnya ya.. bagus ini.. kembar dua kantong..”
Setelah
dengar dr S,hati rasanya damaaaii…berbunga bunga… terharu.. susah
dideskripsikan dengan kata kata. Akhirnya kegalauan kami, kekhawatiran kami dan
kerinduan kami dijawab sudah. Tuhan sungguh baik, Tuhan benar benar ga liat
kami siapa, dosa kami apa buat memberikan anugerah seperti ini. Kami benar
benar bersyukur dan semakin yakin karya Tuhan tidak pernah salah dan terlambat.
Kalau dipikir pikir lagi, memang ini waktu yang terbaik untuk aku hamil. Kami sudah
di rumah sendiri, suami sudah bekerja tetap di RS, aku juga selalu masuk pagi sehingga ga perlu jaga jaga malam. Mungkin Tuhan belum kasih
kemarin kemarin karena menurut Dia “udahlah.. sabar dulu. Kalian stabil dulu..” Ga kebayang kalo kemarin aku hamil di
Kabupaten K, masih jaga malam, kamar kos juga naik turun tangga.. apalagi
dengan hamil kembar, resikonya lebih banyak. Memang, HE IS THE BEST.
Teman
teman.. terimakasih yaa sudah mau membaca curhatan berkedok sharingku ini..
hehehe. Kalau soal kehamilan sampai melahirkan puji Tuhan semua lancar, dan
sekarang Jordan dan Juergen sudah 17 bulan.. hehe Sekalian aku pribadi mau
mengucapkan terimakasih kepada suamiku, keluarga besarku, teman temanku yang
selalu memberi support buat aku menjalani perjalanan TRYING TO BE PREGNANT ini.
Terimakasih banyak juga untuk para dokter obsgyn yang sudah membantu di dalam
program kehamilan kami karena melalui beliau beliau ini Tuhan memberikan anugerahnya
kepada kami.
Buat teman
teman yang mau tanya – tanya boleh lewat emailku di : rimaadjaninugroho@gmail.com atau DM langsung di instagram :
@rimaadjani
Buat TTC
fighter disana… SEMANGAT ! Tuhan tahu perjuangan dan kerinduan kita. You are
not alone. Percayalah, Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik untuk kita di
waktuNya. Semua akan indah pada waktuNya.
END
Langganan:
Postingan
(Atom)
Quem sou eu
- C. Rima Adjani Nugroho
- Gemini 1991. Music, Books, Movie, MakeUp, Fashion and Travel Lover. 2009 UNDIP Medical Faculty. twitter : https://twitter.com/rimacadjani instagram : @rimaadjani
Arquivo do blog
Diberdayakan oleh Blogger.